Aku dan Buku

Catatan tentang dunia buku

Rabu, Oktober 24, 2007
Kado Manis untuk Doris
Kado Manis untuk Doris

sumber : Koran Tempo, 21 Agst 2007

Selama hampir 60 tahun berkarya, Doris telah menulis puluhan novel bertema perempuan, politik, fiksi ilmiah, dan otobiografi.

Mobil antik berwarna hitam--digunakan sebagai taksi--yang membawa Doris Lessing berhenti di depan sebuah rumah di London pada 11 Oktober lalu. Dibantu sopir mobil, Doris, yang siang itu mengenakan baju biru berpotongan sederhana dan syal merah melingkar di leher, pelan-pelan turun dan memberi sopir itu sejumlah uang.

Perhatiannya teralih ketika wartawan kantor berita Reuters menyapanya. Doris mendekat. "Kami ingin mengambil gambar Anda. Apakah Anda sudah mendengar berita?" Wartawan itu bertanya. "Belum," jawab Doris. "Anda memenangi Nobel Kesusasteraan!" Perempuan 88 tahun itu terkesiap. "Oh, Kristus. Terima kasih."

Wartawan itu sedang tidak bercanda. Beberapa jam sebelumnya, tepat pukul satu siang, di Stockholm, Swedia, Sekretaris Tetap Swedish Academy, Horace Engdahl, mengumumkan Doris telah dipilih sebagai penerima penghargaan Nobel Kesusasteraan Tahun 2007.

Swedish Academy--lembaga yang berwenang menentukan pemenang Nobel Kesusasteraan--menjuluki Doris sebagai penulis cerita epik tentang pengalaman perempuan. Walaupun karya-karyanya dinilai skeptis, dengan kekuatan visi dan semangat, Doris dipandang bisa membuat penelitian kritis terhadap masyarakat yang terpecah.

Doris lahir pada 22 Oktober 1919 di Kermanshah, Persia (sekarang Iran), dengan nama Doris May Taylor. Kedua orang tuanya adalah warga negara Inggris. Ayahnya, Alfred Cook Taylor--bekas kapten Angkatan Bersenjata Inggris selama Perang Dunia I--adalah pejabat Imperial Bank of Persia. Adapun ibunya, Emily Maude Taylor, seorang perawat.

Pada 1925, keluarga ini pindah ke sebuah desa pertanian di Rhodesia Selatan (sekarang Zimbabwe). Mereka berharap dapat hidup lebih sejahtera di tempat baru. Doris mendeskripsikan masa kecilnya ini dalam bagian pertama otobiografinya, Under My Skin (1994).

Pada usia tujuh tahun, ia dikirim ke sekolah biarawati, tapi kemudian pindah ke sekolah khusus putri di Salisbury. Ia memutuskan berhenti bersekolah ketika umurnya baru 14 tahun. Tahun-tahun berikutnya dilalui Doris dengan bekerja sebagai perawat, operator telepon, penulis steno, wartawan, dan penulis cerpen.

Pada 1939, ia menikah dengan Frank Charles Wisdom. Mereka dikaruniai sepasang anak laki-laki dan perempuan, yakni John dan Jean. Empat tahun kemudian, mereka bercerai. Pada 1945, Doris menikah lagi dengan Gottfried Lessing, seorang imigran Jerman-Yahudi yang dikenalnya dalam Klub Buku Kiri.

Sejak itu Doris terlibat aktif dengan Partai Buruh Rhodesia Selatan (Southern Rhodesian Labor Party). Dia dan Gottfried punya anak laki-laki bernama Peter. Ketika pasangan ini bercerai pada 1949, Doris memboyong Peter ke London. Di kota inilah dia memantapkan dirinya sebagai penulis.

Di London, keterlibatan Doris dengan gerakan "kiri" terus berlanjut. Sepanjang 1952-1956, ia menjadi anggota British Communist Party dan aktif dalam kampanye menentang senjata nuklir. Ia juga rajin mengkritik negara-negara Afrika.

Debut Doris sebagai novelis dimulai lewat The Grass is Singing (1950), yang berkisah tentang hubungan antara istri petani kulit putih dan budak kulit hitamnya. Sebuah cerita bertema cinta-benci yang lahir di tengah konflik rasial yang tidak terjembatani.

The Golden Notebook (1962) adalah karya fenomenal Doris. Novel ini menggunakan teknik penceritaan yang kompleks tentang jalinan politik dan emosi. Anna Wulf, karakter utama novel ini, punya lima buku catatan untuk menumpahkan pikirannya tentang Afrika, politik, partai komunis, hubungannya dengan pria, dan seks.

Doris menggunakan teknik analisis yang dikembangkan oleh psikolog Carl Gustav Jung untuk mengeksplorasi dunia mimpi, seni, mitologi, agama, dan filsafat. Bagi Doris, tidak ada perspektif tunggal untuk menangkap keseluruhan pengalaman hidup sang tokoh utama.

Selain bertema perempuan, kebanyakan karya Doris berlatar belakang Afrika. Dalam African Laughter: Four Visits to Zimbabwe (1992), ia bertutur tentang keadaan negara itu pada 1982. Seri semiotobiografinya yang berjudul Children of Violence juga banyak mengambil tempat di Afrika.

Buku otobiografinya, Under My Skin (1994) dan Walking in the Shade (1997), mewakili pencapaian puncak baru dalam penulisan Doris. Di sini ia mengingat kembali tidak hanya jalan hidupnya, tapi juga keseluruhan epik: Inggris pada hari-hari akhir kekuasaannya.

Novel lainnya yang penting adalah The Summer Before the Dark (1973) dan The Fifth Child (1988). Novel pertama adalah potret perempuan 45 tahun, kelas menengah Inggris, yang tengah berada di persimpangan jalan hidupnya. Ia menyadari telah menghabiskan sebagian besar masa dewasa untuk suami dan anak-anaknya tanpa memikirkan dirinya sendiri. Adapun yang kedua adalah novel thriller psikologi.

Visi bencana global yang memaksa manusia kembali ke kehidupan primitif juga mendapat tempat di hati Doris. Ini terlihat dalam beberapa bukunya di tahun-tahun belakangan, seperti novel fantasi Mara and Dann (1999) serta sekuel The Story of General Dann and Mara's Daughter dan Griot and the Snow Dog (2005). Novel terbarunya adalah The Cleft (2007).

Itulah Doris Lessing. Wanita sederhana nan rendah hati yang meraih Nobel setelah bertahun-tahun dicalonkan. Selain piagam dan medali bergambar Alfred Nobel berlapis emas 24 karat, pada pesta pemberian hadiah 10 Desember nanti itu, Raja Swedia Carl XVI Gustaf akan memberinya "kado ulang tahun" berupa uang 10 juta krona Swedia (sekitar Rp 14 miliar). Kado yang pantas untuk Doris. BERBAGAI SUMBER | EFRI R

Pembaca Bebas Menilai

Panitia Hadiah Nobel selalu mewawancarai para pemenang Nobel. Wawancara dengan Doris Lessing dilakukan melalui telepon pada 11 Oktober silam oleh pemimpin redaksi nobelprize.org, Adam Smith. Berikut ini kutipannya.

Anda sudah mendapat surat resmi dari Swedish Academy ?

Belum. Saya baru pulang tengah hari setelah mengantar anak saya ke rumah sakit. Saya belum melihat pernyataan tertulis, tapi saya sudah berbicara dengan pejabat di Komite Nobel (Horace Engdahl).

Mereka menyebut Anda "penulis epik tentang pengalaman perempuan yang, dengan skeptis, kekuatan visi, dan semangat, mampu membuat penelitian kritis terhadap masyarakat yang terpecah". Apakah kalimat itu mampu menangkap misi Anda?

Saya tidak tahu persis apa yang mereka pikirkan saat menulis itu. Saya pikir mereka berhadapan dengan jumlah tulisan yang demikian banyak. Untuk menyimpulkan itu semua, tentunya harus dengan kalimat yang mengesankan, bukan?

Apa Anda punya misi tertentu saat menulis selain menulis semata-mata bercerita?

Tentu tidak. Sebab, jangan lupa, saya pernah menjadi komunis, dan kami punya pengalaman buruk menempatkan penulis sebagai perekayasa jiwa manusia. Itu cukup membuat kami takut.

Jadi Anda menyerahkan kepada pembaca untuk menilai misi apa yang mereka temukan dalam tulisan Anda?

Pembaca bebas melakukan apa pun, bebas menilai, dan penulis hanya bisa mengikuti. Tidak ada yang bisa Anda lakukan jika mereka menilai tulisan Anda salah. Anda tidak bisa bilang, "Oh, itu tidak benar. Yang saya maksud bukan seperti itu." Tidak, tidak bisa. Anda menulis dan pembaca menilai sesuai dengan keinginan mereka.

Biasanya Hadiah Nobel mendorong jutaan pembaca baru membaca karya Anda. Buat mereka, buku apa yang sebaiknya pertama kali dibaca?

Saya mengusulkan The Fifth Child karena saya tahu orang-orang muda dan dewasa akan menyukainya. Mereka bisa memulai dari novel itu. Bisa juga mulai dari cerita petualangan Mara and Dann, kemudian novel pertama saya, The Grass is Singing, yang tetap relevan.

koran
posted by htanzil @ 10/24/2007 11:53:00 AM   0 comments
Sabtu, Oktober 20, 2007
The Nobel Prize in Literature 2007
The Nobel Prize in Literature 2007

The Permanent Secretary

Press Release
11 October 2007

The Nobel Prize in Literature 2007

Doris Lessing



The Nobel Prize in Literature for 2007 is awarded to the English writer Doris Lessing

"that epicist of the female experience, who with scepticism, fire and visionary power has subjected a divided civilisation to scrutiny".

http://nobelprize.org/nobel_prizes/literature/laureates/2007/


posted by htanzil @ 10/20/2007 11:10:00 AM   1 comments










Pemilik Pondok
Sang Pemilik : htanzil
Tinggal di : Bandung, Indonesia
Rumah Utama : Buku Yang Kubaca


Lihat Profil Lengkap
Jam Dinding

Ruang Bicara


10 Tulisan Terbaru
Rak Penyimpanan
Jaringan
Serba Serbi

Free Blogger Templates



BLOGGER