Aku dan Buku

Catatan tentang dunia buku

Selasa, September 18, 2012
Klutwit Sampul Buku by @Jalasutra_books


Berikut adalah rekap kultwit dari Penerbit Jalasutra ( @Jalasutra_books ) : Kritik Sampul Buku.


Kultwit bersama St. Sunardi. Kali ini temanya ttg #KritikSampulBuku

Kultwit ini dikutip dari #VodkadanBirahiSeorangNabi hlm 293-297

1. Kalau dikatakan secara teoretis, sampul buku menjadi salah satu medium untuk memfetiskan buku.

2. Dalam sampul terkandung pelbagai simbol (pengarang, judul, sampul, kata pengantar) untuk mengonstruksi nilai fetis dari sebuah buku.

3.  Orang sudah semakin sulit mengatakan: yang penting isinya!

4. Beli buku tidak hanya beli ilmu atau informasi, melainkan juga beli way of life, gaya hidup, fashion,

5. atau singkatnya, beli cara hadir dalam masyarakat sekarang.

6. sampul buku yang kuat mula-mula dimaksudkan agar buku tidak mudah rusak,

7. kemudian sampul indah dimaksudkan agar buku menjadi object of desire,

8. seni poster buku baru dimaksudkan agar calon pembeli mudah mengapropriasi buku yang ada. 

9. Betapapun bagusnya sampul buku dan betapapun indahnya poster promosi buku baru, pada akhirnya buku baru harus dinilai dari isinya.

10. Buku adalah buku; buku tidak bisa dibela oleh poster, penerbit, atau malah pengarangnya. 

11. Buku harus dibaca sendiri oleh pembacanya dan tidak bisa diwakili oleh pembuat sampul, [pembuat poster promosinya], 

12. pembuat kata pengantar, penjual, maupun pembedahnya

13. Buku sejatinya bukan untuk dibeli, melainkan untuk dibaca.

14. Hanya dengan dibaca, suatu buku bisa melahirkan buku baru lagi yang lebih berkualitas.

15. Kepuasan seseorang tidak hanya dengan menenteng buku dengan sampul bagus atau hadir dalam duskusi buku yang meriah,

16. melainkan juga gelisah karena gagasan-gagasan dalam buku itu.

Demikian kultwit ttg #KririkSampulBuku bersama St. Sunardi. 


@htanzil











posted by htanzil @ 9/18/2012 12:33:00 PM   0 comments
Senin, September 17, 2012
Buku Biografi "Best Seller"
Sumber : Kompas Minggu, 16 September 2012

Karikatur di atas mengingatkanku akan buku biografi ini :


posted by htanzil @ 9/17/2012 11:04:00 AM   0 comments
Rabu, September 12, 2012
Gonzo Journalism
Ini adalah rekap diskusi ttg Gonzo Style Journalism di Twitter, 11 Sept 2012



Menurut wikipedia Gonzo style adalah gaya penulisan jurnalistik scr subyektif. First-person narrative @frdsgn

Itu awalnya gaya penulisan. Ditulis dengan sangat personal, cenderung subjektif. @arman_dhani

Graphic journalism bisa dikategori gonzo,IMO. Seperti ThePhotographer,War is Boring,karya Joe Sacco atau Delisle  @frdsgn

 Kalau aku baca beberapa karya Sacco dan Delisle. kalau di indonesia mugkin gonzo itu lbh dekat dgn jurnalisme-sastrawi kali ya. cmiiw  @frdsgn

Gonzo lebih merupakan cabang jurnalisme sastrawi. Jurnalisme sastrawi = New Journalism, yg dipelopori Thompson, dll. @anwarholid

Ciri khas New Journalism maupun gonzo memang terletak pada kesan subjektif penulis dan sering menggunakan teknik menulis ala fiksi.@anwarholid

Gonzo hingga kini masih diperdebatkan. Apakah ia masuk definisi journalism atau bukan. Karena subjektifitasnya itu

Memang masih diperdebatkan, hanya pionir gonzo journalism juga merupakan pendobrak dunia jurnalistik.@anwarholid

Benar mas. Artikel Tom Wolfe lebih dekat Gonzo. Karena hampir sangat subjektif. Ia bicara remeh temeh dng detail. @arman_dhani

Gonzo style sangat dekat dengan catatan harian. Mungkin kalau di Indonesia Ahmad Yunus dalam buku Meraba Indonesia bisa jadi kelompok ini. @arman_dhani

Penulis lain yang saya anggap memiliki Gonzo Style itu almarhum Agus Sophian. Eks jurnalis Pantau @arman_dhani

"jurnalisme-sastrawi" indonesia konon merujuk Capote. kalau baca artikel2 yg disebut bergaya Jurnailme Sastrawi ,gak jauh dr definisi gonzo. @frdsgn

Selain In Cold Blood-nya Capote juga merujuk ke Hiroshima-nya John Hersey @pandasurya

Gonzo story menekankan detail. Baik lingkungan, karakter, gesture atau dialog. Pada hells angel, Tompson menekankan karakter  @arman_dhani

Karya Hunter S Thompson baru 1 buku yg diterjemahkan. Kualitas terjemaahannya jelek. Judulnya Hells angel tentang geng motor yang paling berbahaya  @arman_dhani

Di dunia pornografi lahir genre 'gonzo pornography' yang antara lain dipelopori studio Naughty America. :) @anwarholid

Thompson sendiri lbh sering meng-"gonzo" di media popkultur spt Playboy :D @frdsgn

Kalau menurut aku, "jurnalisme-sastrawi" indonesia bisa dilihat dari Seno Gumira. "Gonzo", buku2 Moammar Emka @frdsgn

Seno Gumira setau saya tak pernah menulis karya jurnalistik dengan metode Jurnalisme Sastrawi. Jazz Parfum Insiden itu novel

Begitu juga pada Kumcer Saksi Mata, Seno menulis bersumber dari fakta, laporan jurnalistik. @pandasurya

Bersumber pada fakta tidak membuat sebuah cerpen menjadi karya jurnalistik. fiksi sangat haram dalam jurnalisme. @arman_dhani

Yang digunakan new journalism adalah gaya fiksi untuk menulis fakta. contoh dalam In Cold Blood (Capote). @anwarholid

Dari mana pun sumber inspirasi, data, fakta yg ada di dalamnya, kodratnya memang cerpen/novel bukan karya jurnalistik. @pandasurya

Moamar Emka dan Seno, dalam pandangan saya, bukan penulis jurnalisme gonzo atau sastrawi. @arman_dhani

Seno dalam jazz, parfum insiden tidak memberi batas jelas mana fiksi mana fakta. Emka terlalu banyak anonim. @arman_dhani

Merujuk pada standar 9 elemen jurnalisme bill kovack. Buku Seno dan Emka tak masuk karya jurnalistik. Murni fiksi IMO @arman_dhani

Aku sempat membaca artikel2 seno di HumOr dan Jakarta-Jakarta. Emka, reportoar night life-nya aku lihat meng-gonzo. @frdsgn

Emka  bukan meng-gonzo, tapi mengarang. gw sih nggak bisa masukkan tulisan2 emka itu sbg reportase. @hikmatdarmawan

Asumsinya pembaca kan dia benar-benar terjun ke lapangan. soal kenyataannya, mbuh, mas :)) @frdsgn

oh iya, mungkin kalau Gonzo sebagai teknik. Tulisan Wisnu Nugroho bisa masuk kategori itu. @arman_dhani

Gonzo, meskipun 'slengean', tidakk boleh fiksi. Ia fakta murni dan dari sumber langsung. @arman_dhani

Itu dia!. Makanya ada embel2 jurnalismenya. Ketika ada novel bilang bergaya "gonzo", malah aneh. @frdsgn

 Jika gonzo dipakai sebagai gaya dalam menulis fiksi saya kira tak masalah. Hanya agak buang tenaga @arman_dhani

Bedakan fiksi dari fakta. jurnalisme = fakta. gaya boleh sama, tapi fakta bisa lebih edan dari fiksi @anwarholid


***

*) beberapa kalimat dalam rekap ini saya edit tanpa mengubah arti agar lebih mudah dibaca























posted by htanzil @ 9/12/2012 08:49:00 AM   0 comments










Pemilik Pondok
Sang Pemilik : htanzil
Tinggal di : Bandung, Indonesia
Rumah Utama : Buku Yang Kubaca


Lihat Profil Lengkap
Jam Dinding

Ruang Bicara


10 Tulisan Terbaru
Rak Penyimpanan
Jaringan
Serba Serbi

Free Blogger Templates



BLOGGER